CURUG Lebak.Bengang dan PANEN.raya
Curug Lebak Bengang adalah salah satu air terjun yang berada di kasepuhan cisitu Meski belum seterkenal curug-curug lainnya, tempat ini memiliki beberapa daya tarik yang membuatnya layak dikunjungi, di antaranya:
1. Keindahan Alam yang Alami
Curug Lebak Bengang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan suasana hutan yang masih asri, memberikan nuansa alami dan sejuk yang menenangkan.
2. Formasi Batu yang Unik
Di sekitar curug terdapat tebing batu yang membentuk undakan-undakan alami. Batu-batu ini menciptakan pemandangan yang estetik dan menjadi spot foto yang menarik.
3. Aliran Air yang Jernih dan Segar
Air terjun ini memiliki aliran air yang cukup jernih, cocok untuk bermain air atau sekadar merendam kaki sambil menikmati suasana.
4. Relatif Sepi dan Tenang
Karena belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan, Curug Lebak Bengang bisa menjadi tempat pelarian yang cocok dari hiruk-pikuk kota.
5. Akses yang Menantang tapi Seru
Perjalanan menuju curug membutuhkan sedikit trekking, yang bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi pecinta alam dan petualangan
CURUG LEBAK BENGANG
Panen Raya di Kasepuhan Cisitu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, merupakan tradisi adat yang sarat makna dan memiliki daya tarik budaya, spiritual, serta ekologis yang kuat. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur atas hasil panen, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.
🌾 Daya Tarik Panen Raya Kasepuhan Cisitu
1. Ritual Adat yang Sakral
Panen Raya diawali dengan upacara adat dan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh adat. Ritual ini mencerminkan penghormatan kepada Sang Pencipta dan leluhur atas hasil bumi yang melimpah. Prosesi ini diiringi dengan alunan musik tradisional khas Banten Kidul, menciptakan suasana sakral dan penuh semangat gotong royong.
2. Penggunaan Alat Tradisional Ani-Ani
Masyarakat Kasepuhan Cisitu masih mempertahankan metode panen tradisional dengan menggunakan ani-ani (etem), alat sabit kecil khas Sunda, untuk memetik padi satu per satu. Metode ini telah diwariskan sejak tahun 1685 dan mencerminkan komitmen masyarakat dalam menjaga kearifan lokal.
3. Lumbung Padi (Leuit) sebagai Simbol Ketahanan Pangan
Setiap keluarga di Kasepuhan Cisitu diwajibkan memiliki minimal dua leuit atau lumbung padi. Leuit tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen, tetapi juga sebagai simbol keberkahan dan kesiapsiagaan menghadapi masa paceklik, mencerminkan filosofi hidup masyarakat adat dalam menjaga ketahanan pangan.
4. Potensi Wisata Budaya dan Edukasi
Tradisi Panen Raya ini memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata budaya dan edukasi. Keunikan dalam mempertahankan metode pertanian tradisional, ritual adat, serta nilai-nilai kearifan lokal menjadikan Panen Raya Kasepuhan Cisitu sebagai destinasi yang menarik bagi wisatawan yang ingin memahami budaya agraris Indonesia.
Panen Raya Kasepuhan Cisitu bukan sekadar kegiatan pertanian, melainkan representasi dari harmoni antara manusia, alam, dan budaya yang telah terjaga selama berabad-abad. Tradisi ini merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan dan dikenalkan lebih luas sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
PANEN RAYA
DI KASEPUHAN CISITU
"Langkahmu di tanah Cisitu bukan sekadar kunjungan, tapi perjalanan menyusuri akar kearifan yang hidup. Di sini, alam dijaga bukan karena aturan, tapi karena cinta. Tradisi dirawat bukan demi masa lalu, tapi demi masa depan yang bermakna. Mari kenal lebih dekat dengan kasepuhan cisitu
Komentar
Posting Komentar